Ini Karyaku

Kamis, 11 November 2010

Pohon Tua

Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang.
Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya,
tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu,
tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya. Pohon
itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka
membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-
burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam
kebesaran pohon itu.

Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-
harinya yang panjang. Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon
tersebut.Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon
itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah
naungan dahan-dahan."Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka
setiap selesai berteduh.Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar
perkataan tadi.

Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan.
Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan.
Tubuhnya,kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu
di milikinya.Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang
yang lewat,tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh. Sang pohon
pun bersedih. "Ya Tuhan,mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan
padaku? Aku butuh teman.Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa
Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang
pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan.
"Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan
siksaan ini? Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang
kering.

Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon
tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering.
Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam
hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.

"Cittt...cericirit...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata, .ada seekor
anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya.
"Cittt...cericirit...cittt, suara itu makin keras melengking. Ada
lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu
atas kelahiran burung-burung baru. Satu...dua...tiga...dan empat anak
burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang
pohon. Keesokan harinya,beterbanganlah banyak burung ke arah pohon
itu. Mereka, akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu
yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk
mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di
dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya.

Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin
cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.
Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah,
hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di
dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang
pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan
pengabdiannya pada alam.

Teman,begitulah. Adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah
memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita.

Allah, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu
memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya
tak selalu mudah di tebak, namun, yakinlah, Allah Maha Tahu yang
terbaik buat kita.

Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-
Nya kita karunia yang berlimpah.

Ujian yang sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal
yang tak dapat disiasati.

Saat Allah memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya
Allah,sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih
untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah,
sedang menguji kesabaran yang dimiliki.

Teman, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari
rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya buat kita. Jangan
putus asa, jangan lemah hati. Allah, selalu bersama orang-orang yang
sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar